Nama : Agni Paramita Lembayung
Nim : 05111007079
Mata Kuliah : Agroekoteknologi
Kelas : B
SOAL
- Gambar siklus hidrologi/air
- jelaskan terjadinya siklus hidrologi/air dan
komponen-komponennya
- apakah yang dimaksud presipitasi dan bagaimana terjadinya
- apakah yang dimaksud dengan infiltrasi dan bagaimana terjadinya
- apakah yg dimaksud perkolasi
- apakah yang dimaksud evaporasi, transpirasi dan
evapotranspirasi
- apakah yang
dimaksud air tanah dan aliran air tanah
- bagaimankah
terjadinya sumur artesis (keluarnya air tanah pada suatu tempat / spring
water)
- bagaimanakah
terjadinya hujan
- apa yang diketahui dengan dengan kejadian hujan asam
- mengapa hujan tidak merata menurut waktu dan tempat
- apa guna kita (pertanian) mempelajari siklus air
- jelaskan apa yang dimaksud dengan monsun
- jelaskan tejadinya angin puting beliung
JAWAB:
1.
Siklus
Hidrologi
2. Adanya
terik matahari pada siang hari menyebabkan air di permukaan Bumi mengalami
evaporasi (penguapan) maupun transpirasi menjadi uap air. Uap air akan naik
hingga mengalami pengembunan (kondensasi) membentuk awan. Akibat pendinginan
terus-menerus, butir-butir air di awan bertambah besar hingga akhirnya jatuh
menjadi hujan (presipitasi). Selanjutnya, air hujan ini akan meresap ke dalam
tanah (infiltrasi dan perkolasi) atau mengalir menjadi air permukaan (run off).
Baik aliran air bawah tanah maupun air permukaan keduanya menuju ke tubuh air
di permukaan Bumi (laut, danau, dan waduk).
Ø
Unsur-unsur utama (komponen) yang terjadi dalam proses siklus
hidrologi,
Ø Evaporasi (presipitasi)
Air
di permukaan bumi, baik di daratan maupun di laut dipanasi oleh sinar matahari
kemudian berubah menjadi uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Uap air juga
dikeluarkan dari daun-daun tanaman melalui sebuah proses yang dinamakan
transpirasi. Setiap hari tanaman yang tumbuh secara aktif melepaskan uap air 5
sampai 10 kali sebanyak air yang dapat ditahan. Sekitar 95.000 mil kubik air
menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari
lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan
yang basah, dan yang paling penting juga berasal dan transpirasi oleh daun
tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut evapotranspirasi.
Ø Transpirasi
Merupakan
proses pelepasan uap air yang berasal dari tumbuh - tumbuhan melalui bagian
daun, terutama stomata atau mulut daun.
Ø Evapotranspirasi
Merupakan
gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi.
Ø Kondensasi
Uap
air naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi akan mengalami pendinginan,
sehingga terjadi perubahan wujud melalui kondensasi menjadi embun, titik-titik
air, salju dan es. Kumpulan embun, titik-titik air, salju dan es merupakan
bahan pembentuk kabut dan awan.
Ø Presipitasi (Hujan)
Presipitasi
atau Curah Hujan ketika titik-titik air, salju dan es
di awan ukurannya semakin besar dan menjadi berat, mereka akan menjadi hujan.
Presipitasi pada pembentukan hujan, salju, dan hujan batu (hail) berasal dan
kumpulan awan. Awan-awan tersebut bergerak mengelilingi dunia, yang diatur oleh
arus udara. Sebagai contoh, ketika awan-awan tersebut bergerak menuju
pegunungan, awan-awan tersebut menjadi dingin, dan kemudian segera menjadi
jenuh air yang kemudian air tersebut jatuh sebagai hujan, salju, dan hujan batu
(hail), tergantung pada suhu udara sekitarnya.
Ø Adveksi
Merupakan
proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal seperti perjalanan panas
maupun uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara
mendatar.
Ø Infiltrasi (Perkolasi)
Air
hujan yang jatuh ke permukaan bumi khususnya daratan, kemudian meresap ke dalam
tanah dengan cara mengalir secara infiltrasi atau perkolasi melalui celah-celah
dan pori-pori tanah dan batuan, sehingga mencapai muka air tanah (water table)
yang kemudian menjadi air bawah tanah.
Ø Surface run off
Air
dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem
air permukaan. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,
waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir
membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Ø Infiltrasi
Perembesan
atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori - pori tanah.
Ø Intersepsi
Hujan
turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak sampai ke tanah, akibat intersepsi,
air hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon
3. Presipitasi:
istilah umum untuk semua bentuk hasil kondensasi uap air yang terkandung di
atmosfer
Uap air selalu berada di atmosfer
meskipun udara tak berawan
Presipitasi terjadi karena:
pendinginan udara sehingga menyebabkan kondensasi
Presipitasi
Siklonik
Ø Terjadi karena naiknya adara dan
dipusatkan ke arah tekanan rendah
Ø Hujan semacam ini durasinya panjang,
menghasilkan hujan yang deras, kadang-kadang berhubungan dengan tornado dan
angin badai (putting beliung)
Presipitasi
konvektif
Ø Terjadi karena udara panas naik ke
lapisan udara yang lebih tinggi dan dingin
Hujan semacam ini intensitasnya
sangat bervariasi dari kecil hingga besar, waktunya biasanya pendek, serta
wilayahnya setempat-setempat
Ø Selain itu ada pula bentuk
presipitasi yang genetiknya menyerupai presipitasi konvektif yaitu presipitasi
konvergen
Ø Presipitasi ini terjadi karena adanya
dua massa udara tekanan tinggi menuju ke satu titik dengan tekanan rendah.
Besarnya presipitasi sangat tergantung pada besarnya konvergen
Presipitasi
Orografis
Ø Terjadi oleh naiknya udara yang
disebabkan oleh rintangan pegunungan
Ø Presipitasi jenis ini merupakan yang
banyak dijumpai di daerah pegunungan
4. Infiltrasi
adalah proses masuknya air dari permukaan tanah ke dalam tanah. Infiltrasi
berpengaruh thd saat mulai terjadinya aliran permukaan dan juga berpengaruh thd
laju aliran permukaan Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas
infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas
infiltrasi adalah
laju infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana terjadinya
ilfiltrasi, sedangkan lajua infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang
nilainya tergantung pada kondisi tanah dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam
kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin
besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap
air. Pergerakan
aliran literal air yang lambat memungkinkan terjadinya infiltrasi pada waktu
yang lebih panjang. Laju infiltrasi yang melewati serpihan humus dan mengikat
mineral tanah biasanya lebih besar daripada melalui humus yang lebih padat.
Masuknya bahan organik kedalam tanah mineral, baik secara alami maupun buatan,
meningkatkan permeabilitas akibat meningkatnya porositas. Tanah hutan mempunyai
makropori yang tinggi yang dapat dilewati air dalam jumlah yang besar. Sebagian
besar makropori berkembang dari lorong akar
yang tua dan lorong yang dibuat oleh serangga, cacing atau hewan lain. Beberapa
merupakan hasil dari struktur pori dan retakan dalam tanah. Akibat dari struktur
tanah yang lebih tinggi, adanya lorong-lorong, laju perkolasi air pada tanah
hutan lebih tinggi dibanding tanah yang ditunjukan untuk budidauya . Wood
(1977) menemukan bahwa laju infiltrasi air pada tanah hutan meningkat dibanding
tanah yang ditanam pakan ternak, nanas atau tebu di hawai. Ditemukan pada tanah
hutan kerapatan isi (BD) dan porositas yang lebih besar dibanding pada lahan
pertanian, akhirnya akan mempunyai ruang simpan air lebih besar pada kedalaman
15-45 cm.
Adanya batu
meningkatkanlaju infiltrasi air dalam tanah karena perbedaan perluasan dan
kontrasi antara batu dan tanah dalam lorong dan makropori. Tetapi batu
mereduksi kapasitas rusng penyimpanan air.
5. 5. Perkolasi
Proses berlangsungnya air masuk ke permukaan tanah kita kenal dengan infiltrasi,
sedang perkolasi adalah proses bergeraknya air melalui profil tanah karena
tenaga gravitasi. Laju infiltrasi dipengaruhi tekstur dan struktur, kelengasan
tanah, kadar materi tersuspensi dalam air juga waktu. Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat
aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
6. 6. a. evaporasi
adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air)
dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan
dari kondensasi.
Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur
ketika terpapar pada gas dengan volume
signifikan.
b. Transpirasi
dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata, kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan
tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata.
c.
Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan
bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana
air diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air
tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor
removal).
7. 7. a. Air tanah adalah air yang terdapat
dalam pori-pori tanah atau pada celah-celah batuan. Air tanah terbentuk dari
air hujan. Pada saat turun hujan, sebagian titik-titik air meresap ke dalam
tanah (infiltrasi). Air hujan yang masuk itu yang menjadi adangan air
tanah. Volume air yang meresap ke dalam tanah tergantung pada jenis lapisan
batuannya. Berdasarkan kenyataan tersebut terdapat pula dua jenis batuan utama,
yaitu lapisan kedap (impermiable) dan lapisan tanah tidak kedap air (permeable).
b.
aliran air tanah adalah pergerakan air didalam tanah.
8. 8.Sebuah akuifer artesis adalah sebuah akuifer terbatas
berisi air
tanah yang akan mengalir ke atas melalui sebuah sumur
yang disebut sumur artesis tanpa
perlu dipompa.
Air dapat mencapai permukaan tanah apabila tekanan alaminya cukup tinggi, dalam
hal ini sumur itu disebut sumur artesis
mengalir.
Sebuah
akuifer adalah satu tingkatan batu halus, seperti batu
kapur atau batu
pasir yang
menyerap air dari sebuah aliran air. Batu berpori-pori terletak di antara batu
kedap air atau tanah liat. Ini mengakibatkan tekanan tinggi, sehingga ketika
air menemukan jalur keluar, air tersebut melawan gravitasi dan mengalir ke atas
daripada ke bawah. Pengisian akuifer terjadi ketika permukaan air di
daerah pengisiannya berada pada ketinggian yang
lebih tinggi daripada kepala sumur.
9. 9. Hujan merupakan sumber dari semua air
yang mengalir di sungai dan di dalam tampungan baik di atas maupun di bawah
permukaan. Jumlah dan variasi debit sungai tergantung pada kedalaman, jumlah,
intensitas dan distribusi hujan. Terdapat hubungan antara debit sungai dan
curah hujan yang jatuh di DAS yang bersangkutan dimana hujan yang jatuh ke
permukaan bumi akan masuk ke dalam tanah sebagai air tanah dan sisanya akan
akan mengalir sebagai limpasan permukaan yang kemudian akan bermuara ke sungai.
Syarat-syarat terjadinya hujan adalah adanya kenaikan udara yang mengandung uap
air dan kemudian menjadi dingin dan terjadi kondensasi. Air berkondensasi dari
gas (vapor) menjadi cair (liquid). Bila suhu mencapai di bawah titik beku maka
akan terbentuk kristal es. Kondensasi memerlukan suatu ruang atau tempat yang
dinamakan inti kondensasi (condentation nucleus) dimana molekul air menyatu
dengan sendirinya. Partikel debu yang mengambang di udara dapat berfungsi
sebagai inti kondensasi, partikel ini mengandung ion yang merupakan inti yang
efektif karena secara elektrostatis dapat menarik molekul air. Ion yang berada
di atmosfer terdiri dari partikel garam (evaporasi dari laut), sulfur, dan
nitrogen. Diameter dari partikel ini berkisar antara 10-3 – 10µm dan nama dari
partikel ini adalah aerosol.
Butir-butir air yang kecil makin membesar karena kondensasi dan karena saling menyatu dengan sesamanya selama terbawa oleh udara yang turbulen, sampai cukup besar sehingga gaya gravitasi mengakibatkan butir-butir air ini jatuh sebagai hujan. Pada waktu jatuhnya butir-butir air ini terjadi proses evaporasi sehingga ukuran butiran air mengecil dan terbawa kembali menjadi aerosol melalui aliran udara turbulen. Kekuatan arus udara ¬¬¬+ 0,5 cm/s cukup untuk membawa 10µm butir air. Kristal es dengan berat yang sama dapat terbawa dengan kecepatan yang lebih rendah karena memiliki ukuran yang lebih besar.
Siklus kondensasi dari jatuhnya butir air, evaporasi dan naiknya butir air ke udara terjadi rata-rata 10 kali sebelum mencapai ukuran kritis + 0,1 mm, dimana cukup besar untuk jatuh sebagai hujan
Butir-butir air yang kecil makin membesar karena kondensasi dan karena saling menyatu dengan sesamanya selama terbawa oleh udara yang turbulen, sampai cukup besar sehingga gaya gravitasi mengakibatkan butir-butir air ini jatuh sebagai hujan. Pada waktu jatuhnya butir-butir air ini terjadi proses evaporasi sehingga ukuran butiran air mengecil dan terbawa kembali menjadi aerosol melalui aliran udara turbulen. Kekuatan arus udara ¬¬¬+ 0,5 cm/s cukup untuk membawa 10µm butir air. Kristal es dengan berat yang sama dapat terbawa dengan kecepatan yang lebih rendah karena memiliki ukuran yang lebih besar.
Siklus kondensasi dari jatuhnya butir air, evaporasi dan naiknya butir air ke udara terjadi rata-rata 10 kali sebelum mencapai ukuran kritis + 0,1 mm, dimana cukup besar untuk jatuh sebagai hujan
10. Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami
bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini
sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang.
Hujan asam
disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat
ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk
membentukasam
sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan
dan tanaman juga berbahaya bagi manusia.
11. Hujan tidak merata pada suatu tempat
krena adanya perbedaan suhu di tempat tersebut.
Sifat
musim penghujan seperti ini dipengaruhi oleh ketersediaan uap air di Indonesia
yang masih kurang. Sehingga, pengumpulan awan hitam penyebab hujan tidak
merata. Kondisi uap air seperti itu bisa menciptakan awan tebal yang biasa
disebut awan Cumulus nimbus.
Curah hujan mempunyai variabilitas yang besar dalam ruang dan
waktu. Berdasarkan skala ruang, variabilitasnya Sangat dipengaruhi oleh letak
geografi (letak terhadap lautan dan benua), topografi, ketinggian tempat, arah
angin umum, dan letak lintang. Keragaman curah hujan terjadi juga secara lokal
di statu tempat, yang disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi topografi
seperti adanya bukit, gunung atau pegunungan yang menyebabkan penyebaran hujan
yang tidak merata. Berdasarkan skala waktu, keragaman/variasi curah hujan
dibagi menjadi tipe harian, musiman (bulanan), dan tahunan. Variasi curah hujan
harian dipengaruhi oleh faktor lokal (topografi, tipe vegetasi, drainase,
kelembaban, warna tanah, albedo, dan lain-lain). Variasi bulanan atau musiman
dipengaruhi oleh angin darat dan angin laut, aktivitas konveksi, arah aliran
udara di atas permukaan bumi, variasi sebaran daratan dan lautan. Sedangkan
variasi tahunan dipengaruhi oleh perilaku sirkulasi atmosfer global, kejadian
badai, dan lain-lain.
12. Pertanian mempelajari siklus air
adalah untuk mengetahui dari manakah air itu berasal, berada dimana dan sampai
dimanakah air tersebut mengalir. Air sangat berguna bagi pertanian untuk dalam
hal bercocok tanam, dan pemeliharaan tanaman.Tanah mempunyai
peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah
air yang masuk dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi tanah
tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai
media pengatur tata air. Kerusakan yang dialami pada tanah tempat erosi
terjadi berupa kehilangan unsure hara dan bahan organik, menurunnya kapasitas
infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air, dan meningkatnya kepadatan tanah
serta berkurangnya kemantapan struktur tanah. Air diperlukan oleh tanaman untuk
mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan
untuk produksi gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh
energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam
proses transpirasi. Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi
melebihi dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari
sel-sel tanaman sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya
tanaman menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan
petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung
pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk.
113.
Muson,
disebut juga angin muson atau angin musim, adalah angin periodik
yang terjadi terutama di Samudra
Hindia dan sebelah selatan Asia.
Kata ini juga digunakan untuk menyebut musim
di saat angin ini bertiup dari arah barat daya di India
dan wilayah-wilayah di sekitarnya yang ditandai dengan curah
hujan yang besar serta hujan yang dikaitkan dengan angin
jenis ini. Angin Munsoon, Moonsun, muson adalah angin yang berhembus secara
periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain
polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah
tahun. Biasanya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.Pada bulan Oktober –
April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia
lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di
Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia
terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan
arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan
angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan
bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia
maka banyak membawa uap air, sehingga di Indonesia terjadi musim penghujan.
Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya
tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap
airnya makin sedikit. Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan
langit utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia.
Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di
australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya
angin dari australia menuju asia. Di indonesia terjadi angin musim timur di
belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh
karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap
air oleh karena itu di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat
sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua musim
tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu musim
kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan
musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun
ciri-ciri musim pancaroba yaitu : Udara terasa panas, arah angin tidak
teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat. Angin
Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson Barat atau dikenal dengan Angin Musim
Barat dan Munson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur
114.
puting beliung adalah angin yang
berputar dengan kecepatan lebih dari 60-90 kilometer per jam yang berlangsung
selama 5-30 menit. Angin puting beliung terjadi akibat adanya perbedaan tekanan
sangat besar dalam area skala sangat lokal yang terjadi di bawah atau di
sekitar awan Cumulonimbus (CB). Ranting pohon
dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin kencang sudah
menjelang. Durasi fase pembentukan awan, hingga fase awan punah berlangsung
sekitar 1 jam. Karena itulah, masyarakat agar tetap waspada selama periode ini.
mampir
BalasHapuslaporan praktikum biologi